MAKALAH PEMBANGUNAN PERTANIAN
“ INFRASTRUKTUR PERTANIAN DAN
PEDESAAN ”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK
13
1. RIGEN
SUDRAJAD
(E1D014167)
2.
YANI ASTRIA SAGALA (E1D014180)
3.
JHENI JUWITA SARI M (E1D014188)
4. RESI
TRI WULAN
(E1D014196)
5. MUHAMMAD
HASBI ASYIDDIKI (E1D015001)
6. FITRI
RAMADHANI (E1D015004)
KELAS : B
DOSEN PEMBIMBING:
Ir.NyanyuNetiArianti,M.Si
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATARBELAKANG
Pedesaan sangat
erat kaitannya dengan pertaniannya. Pembangunan pedesaan yang maju dapat
meningkatkan taraf perekonomian petani setempat. Oleh sebab itu perlunya
kebijaksanaan non harga seperti infrastruktur guna menunjang tingkat pendapatan
pertanian dalam sebuah pedesaan.
Pertanian
merupakan salah satu sektor yang paling vital di negara kita. Mengapa sektor
ini bisa dikategorikan vital ? Salah satunya adalah sebagian besar penduduk
kita bergantung kepadanya dalam hal kebutuhan pangan, juga tak dapat dipungkiri
bahwa sektor ini banyak sekali menyerap tenaga kerja.
Berbicara
mengenai infrastruktur pertanian tentu tak lepas dari sarana dan prasarana yang
menunjang pemanfaatan lahan pertanian. Sebelum membahas lebih jauh mengenai
sarana dan prasarana ada baiknya kita kupas terlebih dahulu definisi dari
sarana dan prasarana itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
sarana adalah segala sesuatu yg dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud atau tujuan, alat, media, sedangkan
prasarana adalah segala sesuatu yg merupakan
penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek).
Infrastruktur
memiliki peranan yang penting sebagai roda penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.
Komponen infrastruktur yang meliputi transportasi, sarana irigasi ,komunikasi dan informatika, energi dan listrik, perumahan dan permukiman,
dan air merupakan elemen sangat penting dalam proses produksi dan sebagai
pendukung utama pembangunan nasional, terutama dari sektor-sektor ekonomi
seperti perdagangan, industri, dan pertanian. Infrastruktur juga berperan dalam
penyediaan jaringan distribusi, sumber energi, dan input produksi lainnya,
sehingga mendorong terjadinya peningkatan produktivitas, serta mempercepat pertumbuhan
perekonomian nasional, Karena itu
pembangunan sektor ini menjadi pondasi dari pembangunan ekonomi selanjutnya.
Namun
pembangunan di Indonesia dewasa ini dinilai banyak yang lebih mementingkan kota
dan melupakan desa sehingga terjadi ketimpangan antar desa dan kota. Kota
dinilai banyak fasilitas dan infrastruktur yang menunjang kehidupan yang lebih
beragam dan ekonominya lebih atraktif. Sementara itu, desa memiliki akses yang
terbatas dan sulit, sehingga mengurangi potensi pertumbuhan ekonomi dan
menghambat pembangunan. Contohnya ialah masyarakat desa yang notabene banyak
yang berprofesi sebagai petani namun pemerintah kurang mendukung mereka dengan
kurang dibangunnya infrastruktur pertanian seperti irigasi. Akibatnya sawahnya
hanya menjadi tadah hujan yang tidak bisa dimanfaatkan sepanjang tahun sehingga
produksi tidak maksimal berdampak pada pendapatan petani yang masih kurang.
Selain masalah pembangunan irigasi, masalah lainnya yaitu pembangunan
infrastruktur transportasi. Pembangunan infrastruktur irigasi dan transportasi
sangatlah penting bagi petani untuk menunjang kebutuhan mereka.
Sistem irigasi secara nasional sebenarnya dapat mengairi total lahan
pertanian (sawah) seluas 7,23 juta ha (tahun 2010), namun sumber air irigasi
(waduk) yang tersedia secara nasional hanya mampu menjamin ketersediaan air
untuk irigasi lahan sawah seluas 797.971 ha(11%) (Dermoredjo et al.,2014).
Suplai irigasi waduk tersebut tidak mengalami peningkatan dari tahun 2010
sampai 2014. Untuk meningkatkan keandalan air irigasi, pemerintah berupaya
meningkatkan suplai irigasi waduk dari 11% pada tahun 2014 menjadi 20% dari
total area irigasi pada tahun 2019. Hal ini sejalan dengan sasaran ketahanan
air seperti yang tercantum pada RPJMN 2015-2019. Pengertian ketahanan air
menurut Amron (2010), lebih luas dari pada ketersediaan air yaitu upaya
mendapat air, keamanan dari daya rusak dan penyediaan air yang berkelanjutan.
Ketahanan air dikaitkan dengan empat hal yakni aksesibilitas, berkelanjutan,
keamanan dan ketersediaan potensi air. Adapun sebaran pembangunan 65 bendungan
2015-2019 dengan volume total 7,78 miliar m3
untuk irigasi seluas 571.559 ha, tersebar di Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Papua, NTT, NTB, Bali, Jawa (Hadimoeljono,2015, Bappenas,
2014). Selain infrastruktur irigasi, selain irigasi salah satu infrastruktur
yang memiliki peran penting lainnya dalam mendukung perekonomian manusia untuk
dapat melakukan aktivitasnya adalah transportasi.
Transportasi merupakan sarana penghubung atau yang
menghubungkan antara daerah produksi dan pasar, atau dapat dikatakan
mendekatkan daerah produksi dan pasar, atau seringkali dikatakan menjembatani
produsen dengan konsumen. Peranan transportasi adalah sangat penting yaitu
sebagai sarana penghubung, mendekatkan, dan menjembatani antara pihak - pihak
yang saling membutuhkan. (Adisasmita, 2011: 7).
Peran infrastruktur transportasi penting guna
menghubungkan berbagai pusat kegiatan ekonomi dengan daerah penyangganya. Di
daerah - daerah terpencil yang sulit dijangkau, seperti di lereng - lereng
gunung atau lembah, biasanya penduduknya hidup dalam kemiskinan dan terisolasi
dari gerak maju pembanguan di pusat pertumbuhan terdekat sekalipun.
I.2 RUMUSAN MASALAH
1.Bagaimana pengaruh infrastruktur irigasi terhadap pembangunan pertanian dan
pedesaan di Indonesia?
2.
Bagaimana pengaruh infrastruktur transportasi terhadap pembangunan pertanian dan
pedesaan di Indonesia?
I.3 TUJUAN
1. untuk mengetahui seberapa besar pengaruh infrastruktur irigasi terhadap
pembangunan pertanian dan pedesaan di Indonesia.
2. untuk mengetahui seberapa besar pengaruh infrastruktur transportasi terhadap
pembangunan pertanian dan pedesaan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Infrastruktur Irigasi
Irigasi adalah semua atau segala kegiatan yang mempunyai hubungan dengan
usaha untuk mendapatkan air guna keperluan pertanian. Usaha yang dilakukan
tersebut dapat meliputi : perencanaan, pembuatan, pengelolaan, serta
pemeliharaan sarana untuk mengambil air dari sumber air dan membagi air
tersebut secara teratur dan apabila terjadi kelebihan air dengan membuangnya
melalui saluran drainasi.
Secara garis besar, tujuan irigasi dapat digolongkan menjadi 2 (dua)
golongan, yaitu : Tujuan Langsung, yaitu irigasi mempunyai tujuan untuk membasahi
tanah berkaitan dengan kapasitas kandungan air dan udara dalam tanah sehingga
dapat dicapai suatu kondisi yang sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan
tanaman yang ada di tanah tersebut. Tujuan Tidak Langsung, yaitu irigasi mempunyai
tujuan yang meliputi : mengatur suhu dari tanah, mencuci tanah yang mengandung
racun, mengangkut bahan pupuk dengan melalui aliran air yang ada, menaikkan
muka air tanah, meningkatkan elevasi suatu daerah dengan cara mengalirkan air
dan mengendapkan lumpur yang terbawa air, dan lain sebagainya.
Di Indonesia salah satu prasarana pertanian yang saat ini
sangat memprihatinkan adalah jaringan irigasi. Kurangnya pembangunan waduk dan
jaringan irigasi baru serta rusaknya jaringan irigasi yang ada mengakibatkan
daya dukung irigasi bagi pertanian sangat menurun. Kerusakan ini terutama
diakibatkan banjir dan erosi, kerusakan di daerah aliran sungai, serta
kurangnya pemeliharaan irigasi hingga ke tingkat usahatani (Kementan, 2015).
Kerusakan infrastruktur irigasi terutama pada daerah irigasi
kewenangan daerah, dimana irigasi kewenangan daerah merupakan 68% dari total
irigasi permukaan di Indonesia. Selain itu sebagian dari irigasi strategis di
Indonesia dibangun pada masa awal kemerdekaan, sehingga telah melewati umur
ekonomisnya dan telah berubah lingkungan strategisnya. Dibutuhkan upaya-upaya
khusus di samping melaksanakan rehabilitasi jaringan irigasi terhadap daerah
irigasi strategis tersebut (Kemen PU, 2013).
Dalam rangka peningkatan infrastruktur irigasi untuk menekan
defisit ketersediaan air irigasi, Kementan (2015) dalam 5 tahun mendatang akan
melakukan upaya-upaya pembangunan dan
perbaikan infrastruktur yang dibutuhkan oleh petani di areal usahatani seperti
jalan usahatani, jalan produksi, jaringan irigasi tingkat usahatani (JITUT),
jaringan irigasi desa (JIDES), jaringan irigasi tersier dan kuarter. Disamping
itu juga diperlukan infrastruktur di luar areal usahatani seperti jaringan
irigasi primer, jaringan irigasi sekunder, jalan kabupaten, jalan provinsi,
jalan negara, pelabuhan, bandara, sarana transportasi, jaringan listrik,
jaringan komunikasi dan lain sebagainya.
Selain itu, penyelesaian masalah konflik air irigasi di indonesia tidak
dapat dilakukan hanya sebagian saja, tetapi harus menyeluruh dan terpadu oleh
para pihak. Untuk itu tindakan yang perlu dilakukan adalah:
1. Membuat peraturan perundangan irigasi yang mengatur kepentingan para
pihak di dalam daerah irigasi, sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang
baru. 2. Menegakkan peraturan yang telah ada dengan tegas dalam melaksanakan
operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, serta memberikan sanksi kepada para
pihak yang melanggar. 3. Membatasi jumlah kolam air deras dan volume air yang
disadap oleh kolam air deras, dengan pembatasan waktu izin dan peninjau izin
operasi setiap beberapa waktu sesuai kebutuhan. 4. Mengendalikan penggunaan air
oleh kolam air deras dengan mengembalikan air yang telah digunakan ke saluran
irigasi, dengan pemerintah memberikan contoh yang benar. 5. Merehabilitasi jaringan
dan bangunan irigasi secara total, agar dapat berfungsi sebagaimana
direncanakan. 6. Penetapan polatanam, jadwal tanam dan jadwal irigasi sesuai
kebutuhan lapangan oleh komisi irigasi yang berwenang. 7. Memperkuat dan
memberdayakan lembaga pengelola irigasi dalam hal ini adalah P3A ditingkat
tersier, sekunder dan primer. 8. Memfungsikan tugas dan kewajiban Komisi
Irigasi ditingkat kabupaten/kota dan ditingkat provinsi. 9. Mengembangkan
pertanian padi hemat air seperti dengan SRI (system of rice intensification).
II.2 InfrastrukturTransportasi
Permasalahan
utama di pedesaan pada umumnya adalah masalah transportasi, untuk pedesaan yang
transportasinya sudah lancar cenderung lebih maju, karena semua kebutuhan
dengan mudah bisa di dapatkan, dengan biaya yang tidak terlalu tinggi. Hal ini
dapat di lihat perekonomian misalnya Daerah suangi ambawang yang dilalui jalan
raya, terlihat perkembangan masyarakatnya jauh lebih maju dari pada sebelum
adanya jalan trans Kalimantan tersebut. Kemajuan yang bisa kita lihat mereka
rata-rata punya kendaraan bermotor, warung banyak berdiri di sepanjang jalan,
dibukanya tempat pencucian kendaraan bermotor serta usaha-usaha jasa lainnya.
Sehingga bisa menaikkan penghasilan masyarakat di sepanjang jalan tersebut.
Transportasi merupakan
sarana yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan terutama dalam
mendukung kegiatan perekonomian masyarakat tak terkecuali didaerah perdesaan.
Sistem transportasi yang ada dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan mobilitas
penduduk dan sumberdaya lainnya yang dapat mendukung terjadinya pertumbuhan ekonomi
daerah perdesaan. Dengan adanya transportasi harapannya dapat menghilangkan isolasi
dan member stimulant kearah perkembangan di semua bidang kehidupan, baik perdagangan,
industry maupun sector lainnya di daerah perdesaan. Transportasi sangat penting
bagi daerah perdesaan di negara-negara yang sedang berkembang, karena menyediakan
akses bagi masyarakat desa untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa sehari-hari,
serta meningkatkan kehidupan social ekonomi.
Akses terhadap informasi, pasar, dan jasa masyarakat dan lokasi tertentu, serta
peluang-peluang baru kesemuanya merupakan kebutuhan yang penting dalam proses
pembangunan.
Dengan dibangunnya
sarana transportasi, kegiatan ekonomi masyarakat, pemberdayaan masyarakat,
khususnya dalam pembangunan perdesaan pada kawasan yang mempunyai potensi ekonomi
tinggi akan lebih mudah dikembangkan. Kegiatan ekonomi masyarakat perdesaan ini
akan berkembang apabila mempunyai prasarana untuk pemasaran. Pemasaran yang
baik dan inovasi teknologi hanya bisa diperoleh apabila akses kedaerah tersebu tbaik.
Dalam mencari alternative solusi pemecahan
masalah transportasi satu hal yang perlu dipahami bahwa hal ini bukanlah sector
pembangunan yang berdiri sendiri. Ini berkaitan erat dengan sector pembangunan lainnya
seperti sector ekonomi, kependudukan, dan sebagainya. Banyak sekali keuntungan
yang dapat diperoleh dari pembangunan akses pada daerah perdesaan yang dapat dirasakan.
Fungsi transportasi sebagai promotor perubahan dan bukan sebagai inisiator perubahan.
Hal ini berarti kelancaran transportasi akan mengundang sektor-sektor lain
untuk berkembang terutama sector pertanian dan social ekonomi lainnya yang
bertujuan untuk meningkatkan perekonomian daerah perdesaan.
Solusi yang bisa ditempuh dalam
mengatasi permasalahan ini adalah antara Pemerintah, masyarakat dan Swasta
(pelaku usaha) perlu bersama-sama memecahkan permasalahan ini mengingat
besarnya dana yang digunakan untuk mengatasi keterisolasian tersebut, yaitu
dengan cara sebagai berikut :
- Pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah, secara bersama-sama memfokuskan dalam mengatasi permasalahan insfrasruktur keterisolasian atau masalah tansportasi, karena masalah transportasi adalah masalah yang paling utama yang berkaitan dengan kemiskinan di pedesaan.
- Masyarakat desa bisa dengan cara bergotong-royong membangun jalan guna membuka keterisolasian yang dikoordinir oleh pemerintah setempat, mengingat masyarakat mempunyai sumber daya berupa sifat kegotong-royongan.
- Pelaku usaha dalam hal ini swasta yang bergerak di desa tersebut dapat memberikan bantuan sebagai wujud pertanggungjawaban perusahaan dalam program CSR.
BAB III
KESIMPULAN
1.
Di
Indonesia salah satu prasarana pertanian yang saat ini sangat memprihatinkan
adalah jaringan irigasi.Dalam rangka peningkatan infrastruktur irigasi untuk
menekan defisit ketersediaan air irigasi, Kementan (2015) dalam 5 tahun
mendatang akan melakukan upaya-upaya
pembangunan dan perbaikan infrastruktur yang dibutuhkan oleh petani di
areal usahatani.Selain itu, penyelesaian masalah konflik air irigasi di indonesia
tidak dapat dilakukan hanya sebagian saja, tetapi harus menyeluruh dan terpadu
oleh para pihak.
2.
Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dalam
menunjang keberhasilan pembangunan terutama dalam mendukung kegiatan perekonomian
masyarakat tak terkecuali didaerah perdesaan. Dengan dibangunnya sarana transportasi,
kegiatan ekonomi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam pembangunan
perdesaan pada kawasan yang mempunyai potensi ekonomi tinggi akan lebih mudah dikembangkan. Solusi pemecahan masalah transportasi
satu hal yang perlu dipahami bahwa hal ini bukanlah sector pembangunan yang
berdiri sendiri. Tetapi dengan sector pembangunan lainnya seperti sector ekonomi,
kependudukan, dan sebagainya. Kelancaran transportasi akan mengundang
sektor-sektor lain untuk berkembang terutama sector pertanian dan social ekonomi
lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian daerah perdesaan. Solusi dalam
mengatasi permasalahan ini adalah antara Pemerintah, masyarakat dan Swasta
(pelaku usaha) bersama-sama memecahkan permasalahan besarnya dana yang
digunakan untuk mengatasi keterisolasian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo dan Adisasmita,
Sakti Adji, 2011, Manajemen Transportasi Darat Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas
di kota Besar (Jakarta), Graha Ilmu, Yogyakarta.
Akbarani, Izza. 2013. Infrastruktur terkait sarana dan prasarana yang menunjang pemanfaatan lahan pertanian.Fakultas ekonomi dan bisnis, Universitas Brawijaya.
Amron. M. 2010. Ketahanan Air dan Berbagai Tantangan
Perubahan Iklim. http://www1.pu.go.id/uploads/berita/ppw220710sda.htm
Bappenas. 2014. RPJMN 2015-2019. Buku I. Agenda
Pembangunan Nasional. Kementerian Perencanaan PembangunanNasional/Bappenas.
Dermoredjo, S.K., B. Sayaka, dan
K.S. Hariyanti. 2014. Sistem Produksi Padi Nasional. Dalam Buku Kalender Tanam. Kementerian Pertanian.
Hadimoeljono, M.B. 2015.Peningkatan
ketahanan air sebagai dukungan terhadap pencapaian kedaulatan pangan. http://musrenbangnas.bappenas.go.id./. Diakses 12 September 2015.
Yanto, harry. 2012. Kemiskinan dan permasalahan dipedesaan. https://www.haryharyanto.wordpress.com/2012/10/28/kemiskinan-dan-permasalahan-di-pedesaan/. Diakses tanggal 14 September 2017.
Sutrisno, Nono. 2015. Dukungan Pembangunan Irigasi dan Lahan
Kering terhadap Kemandirian Pangan. http://www.litbang.pertanian.go.id/buku/swasembada/BAB-II-2.pdf
. Diakses tanggal 14 September 2017.
Saleh, Edward. 2010. Studi Konflik
Air Irigasi dan Alternatif Penyelesaiannya di Daerah Irigasi Kelingi Sumatera
Selatan. Vol. 24, No. 1, April 2010. Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.
No comments:
Post a Comment